ISODEL 2012 : laporan Perjalanan





Awal mula penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran berasal dari dunia industri. Mereka menginginkan pelatihan yang efektif dan efisien bagi para pekerja mereka sehingga munculah pembelajaran melalui e-learning, (J Bersin, 2004). Kini, e-learning berkembang pada dunia pendidikan. Peran e-learning dalam dunia pendidikan sebagai bentuk pembelajaran yang mampu mengoptimalkan peran pembelajar tanpa dibatasi ruang dan waktu. Saat ini institusi pendidikan dari berbagai negara mulai mengembangkan penggunaan e-learning dalam dunia pendidikan, baik negara maju dan negara berkembang.  Sesuai karakteristik e-learning, para pembelajar dapat dari berbagai wilayah negara yang berbeda dari tempat di selenggarakannya e-learning.  Kelebihan lainnya, e-learning menggunakan fitur-fitur yang memungkinkan adanya interaksi meskipun para pembelajarnya tidak bertatap muka.

Tahun 2012 ini dilaksanakan International Symposium on Open, Distance, and e-Learning (ISODEL) di Bali pada 4-6 Desember 2012. Tema dari ISODEL kali ini “enhancing lifelong learning for all : achieving global wellfare”. Presentan ISODEL pada sesi paralel berasal dari institusi pendidikan dari beberapa negara. Adapun topik yang dipaparkan adalah sebagai berikut :

1. Technological Issues & Development
  1. Instructor Selection forInstructor Selection for supporting preparation of e-learning system in University of Indonesia.
  2. Quality Assurance: Online teacher education courses in an Australian university
  3.  e-Texbooks for Student’s e-Resources, Challenges and Opportunities in Universitas Terbuka
  4.  UI Viconar as an Complementary Delivery Modality in Limited Bandwidth Distance Learning
  5. The Development of Multimedia Enhanced e-Textbooks For Android Based Tablet 

2. ODEL : Economic Opportunity for All
  1. e-Learning Materials in Blended Learning Method for Engaging Teacher Students Learning: Perspective Of Teachers Students.
  2. Distance e-Learning by Interactive Multimedia (IMM)
  3. Analysis of The Critical ICT Assests and Skills in Teaching/Learning Process Quality Improvement at Secondary School : A Local Survey in Indonesia.
  4. WAPIK – A Simple Tool for Professional Learning Network

3. ODEL for Alternative Education
  1. The Use of Facebook as Open, Distance and e-Learning for Universitas Terbuka Students in Jakarta, South Korea, Hong Kong and Taiwan.
  2. Concept, Frame Work and Experiences in Implementing of Distance Learning for Post-Graduate Program at Hasanuddin University.
  3. Online Distance Training: A Case Based Experience At Pusdiklat Aparatur Kesehatan, Ministry of Health Indonesia.
  4. Enhancing 21st Century Skills Through Online Based Learning
  5. Patriotism building Charachter Through Open Distance E-Learning (ODEL) In The Cutter Era

4. ODEL: Access & Equity
  1.  The Organizing Contents Course of Elaboration Model to Develop ICT learning Cultures and Improve Achievement.
  2. SEAMEO College: SEA-Connect by Webinar (The Webinar Tryout Report in Indonesia and SEA)
  3. Agile Learning Model for ICT Self Paced E-Learning in Heterogenic Users
  4. The Effect of Alignment Strategies on UPBJJ-UT’s Performance
  5. Blended Learning: A Framework Model For Lecturer

Pelayanan dan Pengembangan Sumberdaya Pembelajaran (PPSP) Universitas Indonesia mengirimkan 4 orang perwakilannya untuk memberikan paparannya dalam ISODEL, yaitu :

  •  FA. Triamoko. HS
  • Jati Nantiasa Ahmad
  • Luwice Ma’luf
  • TA Danial

Selain kelas paralel, kegiatan ISODEL 2012 ini diisi pula oleh para keynote speaker dan plenary speaker. Di akhir sesi, kegiatan ini ditutup oleh kesimpulan kegiatan ISODEL 2012 oleh Profesor Paulina Pannen, yaitu sebagai berikut :

Point 1
Pendidikan tidak hanya mengubah kapasitas dan kompetensi peserta didik, tetapi juga sosial dan ekonomi secara berkesinambungan melalui berbagai sarana. Itulah inti dari ISODEL 2012 yang bertemakan ENHANCING LIFELONG LEARNING FOR ALL: ACHIEVING GLOBAL WELFARE

Point 2
Melalui konferensi ini, kita telah berbagi praktisi pendidikan baik dari indonesia maupun luar negeri dalam hal pemanfaatan ICT guna pendidikan yang fleksibel, aktif dan menyenangkan.

Point 3
Pengembangan konten dan penggunaannya menjadi isu utama yang dibawa oleh mayoritas presentan, selain itu pengembangan kapasitas bagi pendidik dan praktisi pendidikan untuk menghasilkan konten yang berkualitas.

Point 4
Untuk pembelajaran yang lebih fleksibel, penggunaan peralatan dan perlengkapan ICT , dan juga penyediaan  Infrastruktur TIK merupakan hal yang sangat penting.

Point 5
Interaksi antara konten dan perlengkapan untuk pembelajaran berbasis ODEL membutuhkan pendekatan learner-centered : menempatkan pembelajar sebagai fokus utama pelayanan, pengambilan keputusan, pelaksanaan dan diskursus pendidikan.

Point 6
Asesmen penjaminan mutu dan pembelajaran dari keseluruhan proses ODEL menjadi isu utama pada era pendidikan global saat ini.

Point 7
Penggunaan TIK telah mempromosikan praktik pendidikan global di mana pendidikan di Indonesia menjadi salah satu simpul strategis dalam jaringan global yang luas. Perspektif global ini membawa tantangan dan peluang bagi Indonesia untuk memasuki skenario global dengan daya saing dan kapasitas untuk berkolaborasi tanpa kehilangan identitas nasionalnya.

Point 8
Penggunaan TIK dalam ODEL akan mengubah praktik pendidikan, dan akan memerlukan investasi untuk memungkinkan peranan inovasi, dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi inovasi untuk Indonesia. Dengan demikian, kolaborasi antara pihak dan pemangku kepentingan untuk melaksanakan pendidikan sangat penting. Oleh karena itu, kerjasama privat-publik perlu didorong untuk membuat tujuan ini terjadi. Tidak ada yang bisa berjalan sendiri dalam mencapai tujuan mulia pendidikan.

Point 9
Tantangan terbesar pada penggunaan TIK di ODEL bukanlah pada ketersediaan teknologi,melainkan berubahnya paradigma pembelajaran, pola pikir, budaya, dan praktek dari semua pelaksana dan para pemangku kepentingan. Diibaratkan dalam skenario yang baru diperkenalkan, kita menghadapi perubahan budaya belajar di dalam sistem dan pelaksanaan pendidikan kita.

Point 10
Dengan demikian, skenario pendidikan berubah - hal itu oleh semua orang untuk semua orang kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun (multichannel). Pergerakan Sumber Daya Pendidikan Terbuka telah memberikan kontribusi signifikan terhadap evolusi perubahan skenario sehingga memungkinkan praktik pendidikan untuk menjadi fleksibel dan adaptif.

Point 11
Sementara perubahan sangat besar dan berlangsung dengan kecepatan tinggi, koordinasi perencanaan yang sistematis dan pengembangan, implementasi, dan jaminan kualitas sangat diperlukan. Pengambilan keputusan dan kebijakan mengenai ODEL dan perannya dalam mempromosikan pembelajaran bagi semua dan meningkatkan kesejahteraan global harus didasarkan pada bukti inovasi yang dilakukan di tingkat nasional, institusional, maupun individu, dan upaya fasilitasi bagi masyarakat. Pemerintah Indonesia, melalui Pustekkom, sebagai tuan rumah konferensi ini akan bertanggung jawab untuk menindaklanjuti musyawarah ini.

Demikian laporan perjalanan ISODEL 2012. Kegiatan ini bermakna positif bagi perkembangan e-learning di Indonesia. Mudah-mudahan terdapat tindak lanjut dari kegiatan ini sehingga setiap ide, gagasan dan pendapat dapat tersalurkan dengan baik.
Read more

History of e-learning





E-learning sebagai media pembelajaran sudah menjadi alternatif metode pembelajaran. Sifatnya yang menggunakan jaringan internet menjadikan e-learning sangat sesuai digunakan pada era sekarang ini.  Namun, ada hal yang perlu kita ketahui bagaimana proses munculnya e-learning hingga seperti yang kita gunakan saat ini. Berikut ini adalah fase perkembangan metode pembelajaran (khususnya pelatihan) mulai dari tradisional hingga e-learning :

1. Instructor Led Training
Bentuk pembelajaran ini berupa pelatihan di dalam sebuah kelas. Pada pelatihan tersebut pengajar yang memberikan materi. Pengajar dapat berupa dosen, profesor, atau seseorang yang telah menjadi ahli pada suatu disiplin ilmu pengetahuan. Tugas dari pengajar adalah memberikan pengetahuan, pengalaman mereka dan konteks sebuah materi kepada para peserta pelatihan. Bentuk pelatihan memberikan efek kultural berupa interaksi antar sesama peserta pelatihan dan pembelajaran yang di dapat dari mentor kelompok.

Tantangan utama dari bentuk pelatihan adalah dalam hal skala. Jika terdapat peserta yang dalam jumlah skala besar dari berbagai daerah, maka instruktur hanya memiliki 2 pilihan : melakukan pelatihan dengan setting kelas besar atau mengadakan beberapa perjalanan ke berbagai daerah. Tantangan yang selanjutnya adalah kegiatan pelatihan ini membutuhkan banyak waktu dan dengan durasi yang lama.  Selain itu, diperlukan biaya yang besar untuk membayar jasa instruktur, kelas (ruangan), dan biaya perjalanan.

2. Mainframe based training
Mainframe based training merupakan training pertama yang menggunakan teknologi komputer yang berada pada rentang 1960 – 1970.  Mainframe based training masih memiliki keterbatasan dalam hal karakter yang mampu ditampilkan. Secara grafik dan visual, Mainframe based training terlihat kurang menarik. Berikut ini tampilan mainframe based training :

3. Satellite Based live Video
Kegiatan pembelajaran dalam bentuk satelitte Based Live Video berawal pada tahun 1970 an. Bentuk Satelitte Based Live Video mengurangi permasalahan insfrastruktur yang terjadi pada pelatihan tradisional. Pembelajaran ini menggunakan media televisi sebagai sarananya. Bentuk pelaksanaanya yaitu pembelajar berada di dalam kelas, kemudian mereka menonton instruktur yang memberikan paparan di TV, para pembelajar dapat melakukan diskusi dengan sesama pembelajar dan dapat bertanya kepada instruktur. Contoh terbaik  bentuk Satelitte Based Live Video pernah dilaksanakan di Stanford University. Stanford University melaksanakann kuliah di seluruh san fransisco dengan mahasiswa tanpa meninggalkan kampusnya. Para mahasiswa mengumpulkan tugas dan ujian kepada melalui kurir.

4. The PC CD - Rom era
Metode pembelajaran ini bermula pada tahun 1980 an ketika PC sudah mulai dipergunakan. Kehadiran metode ini dapat memotong proses pada metode-metode sebelumnya. Fase ini dikenal sebagai CD – Rom era. CD Rom dipilih sebagai media pembelajaran karena kapasitas yang bisa digunakannya cukup besar. Jadi, instruktur melakukan perekaman kegiatan pelatihan, kemudian kegiatan tersebut dimasukan ke dalam CD. CD tersebut kemudian dibagikan kepada seluruh peserta pelatihan di berbagai tempat. Fungsi CD ini untuk menggantikan peran instruktur. Pada fase CD Rom era ini website belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Software yang digunakan untuk membuat materi di dalam CD adalah Authorware dari macromedia dan toolbox2 dari click2learn.

Tantangan yang harus dihadapi dengan metode pembelajaran CD adalah penyebaran CD, dibutuhkan CD yang banyak agar bisa disebarkan ke seluruh peserta di berbagai tempat. Selain itu, pengajar sulit juga untuk melakukan pembaharuan materi, karena setiap ada pembaharuan materi berarti mengganti CD yang lama dengan CD yang baru. Permasalahan lainnya adalah pengajar sulit untuk memantau siapa saja yang menggunakan CD tersebut, apa yang sedang mereka kerjakan dengan CD tersebut dan bagaimana mereka mengkonfirmasi ketika sudah selesai mengerjakan tugas. Namun demikian, penggunaan CD – Rom banyak digunakan digunakan di berbagai perusahaan sebagai sarana pelatihan karyawan. 

5. Learning Management System (LMS)
Era CD – Rom sebenarnya telah memberikan banyak perubahan dalam metode pembelajaran. Namun demikian, kekurangan yang terdapat di dalamnya (terutama dalam hal biaya) menyebabkan metode ini menjadi kurang diminati. Sebuah anti thesis dari era CD – Rom sekaligus menjawab permasalahan  yang terdapat di dalamnya adalah Learning Management System (LMS). LMS merupakan aplikasi perangkat lunak untuk melakukan administrasi, dokumentasi, pelacakan, pelaporan, dan penyampaian materi dalam sebuah kelas pembelajaran atau program pelatihan. Mudahnya LMS adalah kelas virtual yang digunakan sebagai sarana pembelajaran.

LMS pertama kali dikembangkan pada perusahaan penerbangan BOEING untuk mengatur pendaftaran, pelacakan dan pengumpulan materi yang diberikan melalui CD – Rom. Ketika menggunakan LMS, BOEING membutuhkan standarisasi di dalam penggunaannya. Oleh karena itu, dibentuklah badan yang mengurusi masalah standarisasi LMS pada dunia penerbangan yaitu Aviation Industry CBT Commitee (AICC). Salah produk yang terkenal dari AICC adalah SCROM (Shareable Content Object Reference Model) yaitu sebuah standar untuk pengemasan materi dan penggunaannya di LMS.

Di dalam penggunaannya, LMS didukung oleh jaringan internet. Dengan demikian, jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang seperti pada era CD – Rom. LMS ini bagian dari e-learning karena di dalamnya menggunakan teknologi informasi dan komputer untuk menciptakan pengalaman belajar. Bentuk komunikasi antara pengajar dan pembelajar pada LMS secara umum dibagi menjadi dua yaitu synchronous dan asynchronous. Pada synchronous, pengajar dan pembelajar melakukan komunikasi pada waktu yang bersamaan dengan atau tanpa tempat yang sama. Sedangkan pada asynchronous pengajar dan pembelajar melakukan komunikasi pada waktu yang berbeda dengan atau tanpa tempat yang sama. Keunggulan dari LMS adalah kemudahan dalam penggunaan, kemudahan untuk memperbaharui materi, dan tampilan yang dapat disesuaikan. Sedangkan kelemahannya adalah antara pembelajar dan pengajar minim interaksi secara nyata, karena sebagian besar kegiatan dalam LMS ini dilakukan secara online. Lalu, apakah kelemahan ini sudah ada solusinya? Nantikan tulisan e-learningdotcom selanjutnya.

Referensi

Bersin, J. (2004). The Blended Lerning book. Best practices, proven methodologies, and lesson learned. San Francisco: Pfeiffer.


Read more

Aplikasi gratis e-learning

Penggunaan e-learning sangat berkaitan dengan aplikasi-aplikasi yang mendukungnya. Permasalahan yang muncul adalah aplikasi e-learning apa saja yang berguna bagi kebutuhan kita, terutama yang bisa digunakan for free (gratis). Berikut ini adalah aplikasi-aplikasi e-learning yang dapat digunakan secara gratis dan berbayar yang dapat kita gunakan sesuai kebutuhan :


Top 100 Tools for Learning 2011
View more presentations from Jane Hart

Sumber


Aplikasi e-learning Gratis (Klik Gambar)  :



Read more

New Blog : Education is my concern



Setelah sekian lama tidak menggunakan Blogspot, saya mencoba untuk nge-blog kembali. Hanya saja kali ini dengan Blog yang lebih fokus. Blog yang beralamat di www.e-learningdotcom.blogspot.com  akan membahas seputar pendidikan dan pemanfaatan berbagai media pembelajaran yang mendukungnya. Kenapa harus ada variabel media pembelajaran? Karena pendidikan yang didukung dengan pemanfaatan media pembelajaran akan mengalami mobilitas vertikal yang pesat. Misalnya saja ketika kita ingin menjelaskan apa itu Plagiat dengan cara yang menarik, sederhana dan mudah dimengerti namun tidak kehilangan esensinya, media interaktif dari pihak ketiga dapat menjadi solusinya. Berikut saya berikan contohnya disini .Tidak hanya masalah penyampaian, masalah jarak pun dapat dikikis dengan pemanfaatan media. Paparan yang tidak membutuhkan pertemuan secara langsung (offline) memudahkan pembelajar dan sumber pengetahuan untuk saling berinteraksi. Celah inilah yang dimanfaatkan oleh media pembelajaran dalam pendidikan.

Penggunaan terma 'media pembelajaran' dalam paparan ini merujuk kepada semua alat baik dijital maupun non-dijital yang mampu menunjang terlaksananya sebuah bentuk pendidikan. Para pendidik harus bergegas untuk melakukan penyesuaian terhadap masuknya peran media pembelajaran dalam proses pendidikan. Karena pergeseran budaya dijital dari peserta didik sudah sulit untuk dibendung, seiring dengan terbukanya akses internet, open source dan gadget yang semakin hari semakin menarik. Ada sedikit paparan tentang dunia pendidikan terkini, berikut saya tampilkan sekaligus sebagai penutup tulisan ini. Terima Kasih sudah menyimak. :)


Read more